WELCOME TO SOUTH SUMATERA, INDONESIA
1. JEMBATAN AMPERA
2. Pulau Kemaro
Keberadaan Pulau Kemaro tidak lepas dari legenda terbuangnya harta Tan Bun An di perairan Sungai Musi. Bahkan untuk mengenang peristiwa tersebut, masyarakat sekitar Palembang kerap datang ke pulau yang dianggap keramat ini. Pulau Kemaro berjarak sekitar 10 km dari pusat Kota Palembang. Untuk mengunjungi Pulau Kemaro, masyarakat biasanya menggunakan ketek atau perahu boots sewaan di dermaga yang ada di sekitaran Jembatan Ampera.
Pulau Kemaro merupakan delta Sungai Musi, luasnya sekitar 30 hektar dan hanya dihuni oleh ratusan orang saja. Sebagai salah satu destinasi wisata sejarah Kota Palembang, Pulau Kemaro dilengkapi dengan berbagai situs yang melengkapi legenda Pulau Kemaro. Situs tersebut antara lain seperti pagoda, makam penunggu pulau, kelenteng, tempat pembakaran uang kertas, dan pohon cinta.
Diantara berbagai situs tersebut, bangunan pagoda menjadi ikon Pulau Kemaro. Pada sisi-sisi lantai dasar bangunan pagoda terdapat cerita yang menggambarkan legenda Pulau Kemaro. Dari atas pagoda yang memiliki sembilan lantai ini, pengunjung bisa menyaksikan seputaran Pulau Kemaro yang dikelilingi oleh Sungai Musi. Sayangnya tidak semua pengunjung boleh memasuki pagoda.
Pada bagian yang lain terdapat kelenteng, tidak setiap orang diberi izin untuk masuk ke tempat ibadah ini, pasalnya kelenteng ini hanya digunakan bagi mereka yang ingin beribadah saja. Bersebelahan dengan kelenteng, terdapat bangunan yang diyakini sebagai makam penunggu Pulau Kemaro. Pada versi cerita yang lain, ketiga makam tersebut diyakini sebagai makam Tan Bun An, Siti Fatimah, dan pengawalnya.
Tiap akhir pekan Pulau Kemaro kerap menjadi destinasi wisata bagi para pelajar di Palembang. Selain letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota, menyambangi pulau ini menjadi liburan yang asik dan murah-meriah. Pasalanya selain bisa mendapatkan informasi mengenai legenda Pulau Kemaro, pengunjung juga bisa langsung menapak tilas perjalanan Tan Bun An dengan menyusuri Sungai Musi menggunakan ketek. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]
Keberadaan Pulau Kemaro tidak lepas dari legenda terbuangnya harta Tan Bun An di perairan Sungai Musi. Bahkan untuk mengenang peristiwa tersebut, masyarakat sekitar Palembang kerap datang ke pulau yang dianggap keramat ini. Pulau Kemaro berjarak sekitar 10 km dari pusat Kota Palembang. Untuk mengunjungi Pulau Kemaro, masyarakat biasanya menggunakan ketek atau perahu boots sewaan di dermaga yang ada di sekitaran Jembatan Ampera.
Pulau Kemaro merupakan delta Sungai Musi, luasnya sekitar 30 hektar dan hanya dihuni oleh ratusan orang saja. Sebagai salah satu destinasi wisata sejarah Kota Palembang, Pulau Kemaro dilengkapi dengan berbagai situs yang melengkapi legenda Pulau Kemaro. Situs tersebut antara lain seperti pagoda, makam penunggu pulau, kelenteng, tempat pembakaran uang kertas, dan pohon cinta.
Diantara berbagai situs tersebut, bangunan pagoda menjadi ikon Pulau Kemaro. Pada sisi-sisi lantai dasar bangunan pagoda terdapat cerita yang menggambarkan legenda Pulau Kemaro. Dari atas pagoda yang memiliki sembilan lantai ini, pengunjung bisa menyaksikan seputaran Pulau Kemaro yang dikelilingi oleh Sungai Musi. Sayangnya tidak semua pengunjung boleh memasuki pagoda.
Pada bagian yang lain terdapat kelenteng, tidak setiap orang diberi izin untuk masuk ke tempat ibadah ini, pasalnya kelenteng ini hanya digunakan bagi mereka yang ingin beribadah saja. Bersebelahan dengan kelenteng, terdapat bangunan yang diyakini sebagai makam penunggu Pulau Kemaro. Pada versi cerita yang lain, ketiga makam tersebut diyakini sebagai makam Tan Bun An, Siti Fatimah, dan pengawalnya.
Tiap akhir pekan Pulau Kemaro kerap menjadi destinasi wisata bagi para pelajar di Palembang. Selain letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota, menyambangi pulau ini menjadi liburan yang asik dan murah-meriah. Pasalanya selain bisa mendapatkan informasi mengenai legenda Pulau Kemaro, pengunjung juga bisa langsung menapak tilas perjalanan Tan Bun An dengan menyusuri Sungai Musi menggunakan ketek. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]
Al Quran Al-Akbar atau yang juga sering disebut Al Quran Raksasa yang berada di kota Palembang
beralamat di Pondok Pesantren Al Ihsaniyah Gandus Palembang. Terdapat
30 juz ayat suci Al-Quran yang berhasil dipahat/diukir ala khas
Palembang dalam lembar kayu dan menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik
kayu tembesu dengan biaya tidak kurang Rp 2 miliar, dimana
masing-masing lembar ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter dan
tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.
Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman ini juga dilengkapi dengan
tajwid serta doa khataman bagi pemula. Setiap lembar terpahat ayat suci
Al-Quran pada warna dasar kayu coklat dengan huruf arab timbul warna
kuning dengan ukiran motif kembang di bagian tepi ornamen khas Palembang
yang sangat indah di pandang dan enak dibaca. Proses pembuatannya
sendiri memakan waktu relatif lama, sekitar tujuh tahunan.
Al Quran Raksasa ini terbesar dan pertama di dunia dalam bentuk Al
Quran 30 juz yang di buat pada media dari kayu jenis tembesu. Al-Quran
terbesar ini sebelum resmi dipublikasikan, sengaja di pajang seluruh
ayat-ayat suci di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga
tahun untuk mendapat koreksi dari seluruh umat.
4. Punti Kayu
Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu adalah sebuah taman atau hutan wisata dan rekreasi keluarga di Palembang, Sumatera Selatan.
Terletak di tengah kota Palembang - tepatnya di kawasan Km.7 Palembang,
Punti Kayu menjadi tempat liburan favorit yang ramai dikunjungi warga
kota Palembang khususnya pada akhir pekan dan hari-hari libur. Kawasan
ini dilengkapi dengan fasilitas flying fox, taman bermain, miniatur 7 keajaiban dunia, danau, waterpark, dan berbagai hiburan lainnya.
Punti Kayu merupakan hutan pinus dalam kota terbesar di Indonesia.
Selain menjadi tempat favorit wisata tengah kota, Punti Kayu
berkontribusi dalam penyerapan karbon dioksida dan mengimbangi
pembangunan kota Palembang yang cukup pesat. Punti Kayu telah mendapat
beberapa penghargaan Adipura dalam usahanya mempertahankan hutan
konservasinya. Lebih dari 80% lahan Punti Kayu adalah lahan konservasi
yang hingga saat ini masih sangat terjaga.
Happy Holiday,
Regards,
Lya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar