Jumat, 29 Juli 2016

Pernikahan Adat Palembang

Assalamu'alaikum Wr Wb
Saya dengan bangganya menggunakan adat Palembang dalam rangka pernikahan saya, walaupun dengan menggunakan kebaya modern.
Alhamdulillah, dengan bangganya memperkenalkan sedikit lebih dari adat kampung kelahiran dari Ayah saya.
Tanjak khas palembang,  dimana biasa dipakai oleh para lelaki saat suatu acara resmi di Palembang. Salah satu kekhasan pakaian para lelaki di rantau Melayu adalah penggunaan tanjak atau juga tengkolok yang biasa digunakan di bagian kepala.

Meski bentuknya beragam dan beraneka macam, namun seluruh lelaki kaum Melayu hampir memakai ini pada masa dahulu. Dan sekarang, tanjak dan tengkolok biasanya digunakan dalam acara perhelatan dan adat seperti kenduri kawin, pentabalan dan lain sebagainya.
Ada beberapa hal yang umum digunakan pada tampilan perempuan, yakni Sisir Komering Ilir di bagian mahkota, kemudian ada tusuk berbunga yang menghadap belakang, kembang goyang beringin/tanjung, cempako limo (tusuk kembang).

Kemudian ada pula karsuhun atau mahkota untuk dikenakan. Di bagian sisi dari mahkota, terdapat juntaian bola-bola berwarna-warni, atau disebut dengan sumping tetapi saya ganti dengan melati.

Tari Pagar Pengantin
Perkawinan dengan adat Palembang tidak jauh dari sebuah tarian dengan sebutan Tari Pagar Pengantin.
Dengan bangganya kupersembahkan Tari Pagar Pengantin saat resepsi pernikahanku, dimana aku dijemput oleh penari dengan tarian Gending Sriwijaya, Sungguh Indah dan Bermakna...


Sang pengantin wanita menari ditengah sebuah nampan besar (dulang, bahasa Palembangnya) disaksikan oleh mempelai pria. Hal ini mengambarkan bahwa sang pria siap menjaga sang istri. Semua gerak yang ditarikan menegaskan bahwa kelak sang istri mempunyai ruang gerak terbatas karena sudah menikah. Tarian ini juga merupakan tarian perpisahan dengan orang tua, dimana setelah menikah sang istri telah menjadi tanggung jawab suami.
Tari Pagar Pengantin memiliki arti khusus, yaitu melambangkan perpisahan pengantin perempuan dari masa remajanya, melepas masa lajang,  berpisah dengan teman-teman sepermainan serta tarian terakhir bagi mempelai puteri karena setelah itu tidak diperkenankan lagi menari di depan umum kecuali atas izin suami. Tindakan-tindakannya tak bebas lagi. Ia sudah berada di lingkaran kehidupan rumah tangga yang direpresentasikan dengan dulang agung keemasan.
Sering kita sebut bridesmaid, pendamping pengantin yang biasanya ditemani sahabat, karib dan saudara terdekat, mereka yang membantuku di acara pernikahankupun menggunakan baju adat Palembang. Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar berkat bantuan, doa serta support dari beberapa pihak. dan tak lupa izin dari Allah swt, serta keluarga tercinta.

Semoga semua keluargaku, sahabatku dan rekan-rekan sekalian, memiliki jiwa yang suka melestarikan adat-adat yang ada di Indonesia ini, dan saya sangat bangga menggunakan adat Palembang di pernikahan saya.
Semoga bermanfaat dan dapat memberikan masukan bagi yang membutuhkan serta dapat memberikan info tambahan bagi pembaca.
Terima kasih.

Salam,


Saya Cinta Indonesia

Rabu, 27 Juli 2016

Pulau Komodo, Flores, NTT

WELCOME

DAY 1
PULAU RINCA





DAY 2
PULAU PADAR



PINK BEACH

SEBAYUR RESORT, KOMODO RESORT

DAY 3
RUTENG


SPIDERWEB, LODOK





SEE YA AT NEXT TRIP...


PULAU KOMODO

PINK BEACH
LIANG BUA
KOMODO RESORT
PULAU PADAR




BYE BYE

SALAM TRAVELER...